Ucapan Selamat

SELAMAT BERAKTIFITAS KEMBALI DENGAN SUASANA YANG SEGAR DAN SEJUK

Jumat, 26 Agustus 2011

Sejarah Tanaman Obat

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang

Tentang Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor – sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.

Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.

Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub “ideologi” pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya. Walaupun penghasila yang didapatkan dari pertanian kecil akan tetapi tetap dilaksanakan dengan system dan teknik yang sama.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian

Rabu, 15 Juni 2011

Persiapan Panen Daun Mint


Setelah 2,5 bulan melakukan penanaman mentha pada bulan mei maka pada akhir Juli ini akan melakukan panen mentha dengan target 2,5 ton.

Rabu, 06 April 2011

Alat Pengering Tanaman Obat

Alat Pengering yang digunakan untuk mengeringkan produk tanaman obat pasca panen, diharapkan dengan alat ini proses pengeringan akan menjadi lebih baik dan lebih cepat, tentunya diaharapkan pula dengan pengeluaran yang lebih untuk biaya pengeringan denga mesin diharapkan akan meningkatkan nilai jual dari produk-produk yang di proses. Mesin ini berbahan bakar gas elpiji dengan kapasitas 3 kg/jam dan dapat mengeringkan sebanyak 1-2 ton untuk sekali proses pengeringan. Pengering ini dapat digunakan untuk mengeringkan gabah, jagung, ketela, dan lain sebagainya.

Sabtu, 02 April 2011

Pembukaan Lahan Untuk Tanaman Mentha


Untuk melakukan penanaman mentha memang di butuhkan kejelian dan ketelitian untuk memulainya. Ada beberapa prosedure sederhana untuk memilih lahan yang akan di gunakan untuk penanaman mentha.
  1. Pastikan bahwa tanah yang akan kita gunakan mengandung kandungan yang baik untuk menanam, untuk mengetahuinya cukup sederhana dengan melakukan penanaman ujicoba dahulu. kita menanam beberapa pohon setelah panen kita uji kandungan yang ada di tanaman setelah mengetahui kandungannya kita laporkan ke pembeli (Industri) apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak jika sesuai kita lanjutkan untuk penanaman yang lebih luas.
  2. Pastikan kita menanam tanaman percobaan lebih dari 3 tempat untuk mencari tempat yang baik untuk pertanian, khususnya mentha.
  3. Pastikan bahwa lahan yang akan digunakan dekat dengan sumber air sehingga jika sewaktu membutuhkan air tidak terlalu merepotkan atau menambah biaya perawatan lagi.
  4. Pastikan Lahan yang akan di kerjakan tidak terlalu jauh dengan jalan besar sehingga natinya dapat mempermudah dalam pengelolaan hasil panen.
  5. nah...itu beberapa tips untuk yang lain masih dalam Kerahasiaan
Tidak hanya dalam pemilihan lahan yang penting dalam pengelolaan lahan untuk tanaman mentha, selain pemilihan lahan juga perlu dpikirkan untuk masalah tenaga kerja baik darisegi kemampuan dan keterampilan ataupun keuangan yang diperlukan.

Jumat, 25 Maret 2011

Penanaman Mentha


Untuk mencapai target juli tahun 2011 untuk melakukan pemasaran ke PT.Sidomuncul pada bulan maret ini melakukan pembibitan dan pengolahan lahan yang rencananya pada bulan april sudah mulai untuk penanaman. Sehingga ditargetkan pada bulan juli sudah mulai panen dengan target 2 ton perbulan. Dalam pelaksanaan pembukaan lahan dan penanaman awal pada bulan ini terdapat kendala yang sangat terasa berupa musim hujan yang masih besar membuat pembenihan atau penyemaian bibit harus di tempatkan di tempat yang terlindung dan tidak langsung terkena oleh air hujan. Dalam pengolahan tanah terkait dengan pekerja yang sebagian besar masih konsentrasi di Persawahan penanaman padi sehingga perlu strategi khusus untuk mendatangkan pekerja. Untuk pelaksanaan pengerjaan pengolahan tanah guna penanaman tanaman obat perlu adanya pengawasan yang ketat atau pendampingan yang terus-menerus karena pekerja yang saat ini belum terbiasa untuk melakukan pengolahan lahan untuk tanaman obat.

Rabu, 09 Maret 2011

MEMPERHITUNGKAN PETANI YANG PUNYA PERHITUNGAN

Dalam sebuah usaha pasti ada yang namanya perhitungan atau perencanaan, tanpa adanya perhitungan dalam sebuah pelaksanaan kegiatan usaha akan diketahui hasil yang diperoleh sesuai dengan target atau tidak. Mulai perhitungan yang rumit sampai dengan perhitungan yang sederhana yang pasti orang akan melakukannya untuk melakukan sebuah usaha.

Perhitungan Tradisional

Pernah mendengar “mongso” (orang jawa) dalam pertanian tradisional masyarakat jawa perhitungan “mongso” melekat erat dalam budaya masyarakat. Dengan melihat atau memperhitungkan “mongso” Masyarakat akan membuat sebuah perhitungan dan strategi untuk pelaksanaan kegiatan dalam hal ini yang sering digunakan di bidang pertanian petani akan mengetahui kapan memperhitungkan untuk melakukan penanaman dan panen sesuai dengan perhitungan “ mongso” yang dipercayai. Strategi ini telah turun-temurun dan mulai kapan mungkin tidak ada orang yang tahu pasti kapan kegiatan perhitungan ini dimulai. Yang jelas dengan metode perhitungan ini petani mempunyai target dalam sebuah kegiatan pertanian.

Sebenarnya masyarakat jawa yang mempunyai pekerjaan sebagai petani mempunyai perhitungan sederhana yang di kaitkan dengan ilmu penaksiran yang bisa di kaitkan dengan ukuran luas sebagai salah satu contoh orang dahulu tidak mengenal kata 1 hektar untuk lahannya. Mereka tidak tahu memperhitungkan seberapa besar yang harus dikeluarkan untuk mengelola lahan tersebut. Perhitungan yang mereka lakukan sederhana untuk perhitungan pengeluaran ada istilah “kesok” istilah tersebut adalah istilah yang sering digunakan untuk menerangkan seberapa luas lahan mereka. Bila di perhitungkan dengan perhitungan pasti 1 kesok adalah 800-1000 meter persegi.

Hingga saat ini petani Indonesia masih jarang yang melakukan perhitungan secara lengkap terkait dengan kebutuhan pengelolaan lahan yang dilakukan. Perhitungan secara real dalam pertanian sangat sulit akan tetapi kesulitan itu bisa kita siasati walaupun ada beberapa hal yang tidak bisa kita hindari dalam usaha pertanian banyak factor yang menyebabkan keberhasilan dalam sebuah usaha peranian.

Perkembangan Yang Harus Dilakukan Terkait Dengan Perhitungan Tradisional

Saat ini perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang di Indonesia sangat persat dan perkembangan itu harus di ikuti oleh setiap orang yang melakukan sebuah usaha. Sebagai salah satu contoh di bidang pertanian. Dalam bidang pertanian perkembangan terjadi di beberapa hal antara lain, peralatan, Komoditas , kebutuhan pasar, Daya saing produk dan lain sebagainya.

Perhitungan tradisional yang ada saat ini diperlukan untuk melakukan penaksiran dalam sebuah usaha pertanian akan tetapi perhitungan itu perlu di sesuaikan dengan perkembangan yang ada. Sebagai petani harus mampu memperhitungkan segala sesuatu terkait dengan usaha pertanian yang dilakukan. Sebagai salah satu contoh dalam usaha pertanian, pemasaran setelah panen harus jelas jangan sampai ketika melakukan panen raya untuk produk pertanian harga yang ada semakin menurun, tentunya itu akan mempengaruhi keuntungan yang telah di angan-angan saat menanam.

Pemasaran yang jelas bukan hanya produk pasti laku akan tetapi sekiranya pemikiran harga jual dan siapa yang terlibat dalam pemasaran tersebut harus jelas, industry, masyarakat ataupun yang lainnya. Selain dari siapa pembelinya kita hendaknya tahu berapa harga jual tanaman yang kita tanam sehingga pengeluaran yang akan dilakukan seimbang dengan hasilnya nanti.